Berdasarkan laporan The State Global Islamic Economy, konsumsi fesyen muslim dunia saat ini mencapai US$ 283 miliar. Konsumsi fesyen muslim di Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan dengan nilai US$ 21 miliar yang menjadi urutan ketiga dunia. Hal ini menunjukkan bahwa peluang pasar fesyen muslim global maupun domestik sangat besar. Potensi ini harus dimanfaatkan agar Indonesia tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga sebagai produsen produk muslim dunia.
Kemenperin Sukses Hadirkan Sinergi Desainer dan Perusahaan Tekstil Indonesia dalam Ajang MUFFEST 2020




K ementerian Perindustrian (Kemenperin) Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Industri Kimia Farmasi dan Tekstil telah berhasil menggelar program sinergi antara desainer fesyen muslim dengan perusahaan tekstil di perhelatan Muslim Fashion Festival 2020 (MUFFEST) . Program ini merupakan langkah nyata Kemenperin RI dalam perkembangan yang semakin maju industri fesyen muslim di tanah air.
Berdasarkan laporan The State Global Islamic Economy, konsumsi
fesyen muslim dunia saat ini mencapai US$ 283 miliar. Konsumsi
fesyen muslim di Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan
dengan nilai US$ 21 miliar yang menjadi urutan ketiga dunia. Hal ini
menunjukkan bahwa peluang pasar fesyen muslim global maupun domestik sangat
besar. Potensi ini harus dimanfaatkan
agar Indonesia
tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga sebagai produsen produk muslim dunia.
Industri fesyen muslim merupakan bagian
dari sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) yang memiliki kinerja
cukup baik bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Industri ini menjadi penghasil devisa dengan nilai ekspor pada tahun 2019
sebesar US$ 12,9 miliar dan menyerap tenaga kerja sejumlah 3,73 juta orang. Mengingat
sumbangannya yang begitu besar terhadap perekonomian, industri fesyen
sebagai salah satu bagian dari industri TPT menjadi prioritas pemerintah untuk
terus dikembangkan.
Untuk itulah, Kemenperin RI khususnya
Direktorat Jenderal Industri Kimia Farmasi dan Tekstil siap mengawal untuk
mewujudkan Indonesia sebagai salah satu pusat fesyen muslim dunia di tahun 2025 dengan turut mendukung penyelenggaraan MUFFEST
2020.
MUFFEST merupakan event dan movement
yang menjadi salah satu lokomotif dalam menggerakkan industri fesyen muslim Indonesia. Ajang MUFFEST telah
digelar untuk kelima kalinya oleh Indonesia Fashion Chamber (IFC) dan
Dyandra Promosindo pada tanggal 20–23 Februari lalu di Jakarta Convention
Center. Dengan
mengusung tema “Fashionable
People for Sustainable Planet”, acara ini
telah menghadirkan 400 exhibitors, fashion show dari 117 desainer ternama, talkshow, seminar, dan kompetisi. MUFFEST 2020 berhasil mendatangkan 54.671 pengunjung dengan total transaksi retail mencapai Rp43,7 miliar selama acara
berlangsung. MUFFEST diharapkan terus berkembang sebagai ruang bagi seluruh
pihak dan stakeholder terkait untuk saling terintegrasi dalam memperkuat
ekosistem industri fesyen muslim Indonesia.
“Hal ini
sejalan dengan Program Pengembangan Branding Garmen dan Fesyen yang saat ini
telah disiapkan roadmap-nya. Salah satu langkah
prioritas yang siap dilakukan adalah kampanye branding “InaViscose” dengan tagline
“Everything Indonesia” yang melibatkan seluruh stakeholder industri TPT termasuk peran aktif para desainer sebagai sumber
ide kreatif,” papar Muhammad Khayam, Direktur Jenderal Industri Kimia Farmasi dan Tekstil,
Kementerian Perindustrian RI.
Kemenperin RI berupaya
meningkatkan kemampuan industri fesyen nasional antara
lain melalui kolaborasi industri besar dengan pengusaha IKM fesyen untuk kemudahan
perolehan bahan baku melalui Indonesia Textile
Industry Smart Hub & Material Center, peningkatan
kemampuan dan produktivitas SDM serta manajemen melalui Program Link
and Match SDM dengan Industri serta penumbuhan dan pengembangan wirausaha baru
IKM busana muslim, melakukan
kampanye branding fesyen muslim
melalui pameran bertaraf internasonal,
melakukan kompetisi dan inkubasi
bagi Start Up Fesyen Muslim, dan pengembangan platform clothing line untuk memperkuat konektivitas supply chain produksi pakaian jadi mulai
dari bahan baku, desainer,penjahit/IKM pakaian jadi dan konsumen.
Dalam ajang MUFFEST 2020, Direktorat Jenderal Industri Kimia Farmasi dan Tekstil, Kemenperin RI mendukung gelaran busana hasil
kolaborasi dari sembilan desainer, yaitu
Ina Priyono,
Riri Rengganis, Lia Mustafa, Najua Yanti,
Ajeng Cahya, Chaera Lee, Dissa Indriyana,
Neera Alatas, dan I.Joeda dan lima perusahaan terkait tekstil, yaitu Asia Pacific Rayon (APR), Argo Apparel, Lucky Print, Multi Sandang
Tamajaya, dan Sekar Bengawan.
Para desainer diberikan kesempatan
untuk mengeksplorasi kreativitas dalam membuat koleksi busana siap pakai yang
memiliki daya pakai dan daya jual yang tinggi dengan menggunakan ragam material
yang disediakan oleh perusahaan tekstil tersebut.
Desainer Ina Priyono didukung oleh tekstil
dari Argo Apparel untuk koleksi bertema The Guard
Limit 2.0. Koleksi dengan tema Ealaqa-The Relation rancangan Najua Yanti dan
tema Hallyu 1.0 kreasi Chaera Lee menggunakan tekstil dari Lucky Print.
Kemudian, koleksi I.Joeda yang bertema Purity dan Riri Rengganis yang bertema Passage to Spice Island memakai tekstil dari Multi Sandang
Tamajaya. Sedangkan koleksi dari Lia Mustafa dengan tema Nusaibah, Neera Alatas
dengan tema Under The Sea, Ajeng Cahya dengan tema Alcazar, dan Dissa Indriyana,
menggunakan tekstil dari Sekar Bengawan.
“Melalui program kolaborasi desainer dan perusahaan tekstil yang didukung oleh Kemenperin ini kami
harapkan dapat terus berkelanjutan sehingga menjadi salah satu solusi konkret atas
pemasalahan yang sering dialami oleh desainer dalam memperoleh bahan. Khususnya
pelaku IKM yang kesulitan membeli bahan dari perusahaan tekstil dalam jumlah kecil
dengan harga yang relatif terjangkau. Dengan harga material yang mahal membuat
ongkos produksi dan harga jual menjadi tinggi,” ujar Desainer Neera Alatas.
Lusyana Gunawan, Marketing Support
Coordinator PT Multi Sandang Tamajaya menjelaskan, “Perusahaan tekstil dan desainer
tidak bisa berjalan sendiri-sendiri, melainkan harus bergandengan tangan untuk
kemajuan industri fesyen muslim. Kami konsisten melakukan inovasi agar dapat
memfasilitasi kebutuhan desainer untuk mendapatkan bahan dalam jumlah sedikit
dengan harga yang bersaing, tanpa membuat perusahaan rugi secara bisnis. Kami
juga berupaya menyediakan bahan sesuai perkembangan tren yang dibutuhkan desainer
untuk mewujudkan kreativitasnya dan memenuhi permintaan pasar.”
Sinergi antara desainer dan perusahaan tekstil pada perhelatan MUFFEST 2020 sebagai salah satu implementasi dari kampanye branding fesyen muslim yang dilakukan oleh K ementerian Perindustrian RI melalui Direktorat Jenderal Industri Kimia Farmasi dan Tekstil , perlu langkah awal yang diperlukan dan perlu dilakukan dengan langkah- langkah yang lebih massif di masa depan agar gaungnya dapat lebih mendunia.