Dari tanggal 10-13 Desember 2020, kami dari portfoliomagz.id bersama rekan-rekan media lainnya didukung Garuda Indonesia dan Kemenparekraf mengunjungi Banyuwangi, kota yang berada di ujung paling timur pulau Jawad an berdekatan dengan provinsi Bali, untuk melihat pelaksanaan CHSE di sana. Selama di Banyuwangi kami menjungi Djawatan, Pantai Boom, Gunung Ijen, Taman Nasional Baluran, Watudodol, Pantai Tabuhan, Pulau Menjangan dan mencoba kuliner khas Banyuwangi di warung makan Panorama, rumah makan Srengenge, Sun Osing lalu menginap di kokoon hotel dan belanja oleh-oleh di Osingdeles.
PARIWISATA BANYUWANGI DIDUKUNG KEMENPAREKRAF TERAPKAN CHSE DI OBYEK WISATA, HOTEL, RESTORAN, BANDARA DAN SARANA PENDUKUNG LAINNYA UNTUK KESEHATAN WISATAWAN BAGIAN I




Ada yang berbeda dengan dunia
pariwisata saat ini, bila dahulu wisatawan sebelum berangkat menyusun itinerary
berisi berapa harga tiket pesawat dan sarana transportasi yang akan digunakan,
dimana nanti lokasi hotel atau penginapan dan berapa biayanya, tiket masuk
museum dan obyek wisata kira-kira menghabiskan berapa dan tentunya biaya makan
dan minum selama travelling dan tidak lupa harga souvenir yang ingin dibeli.
Maka setahun ini saat pandemi COVID 19 melanda dunia termasuk negeri kita
tercinta, akan lebih banyak barang-barang yang harus di bawa dan prosedur yang
harus dijalani bila tetap ingin bepergian.
Pemerintah sendiri telah menganjurkan WNI untuk tidak
bepergian baik keluar negeri maupun dalam negeri demi mencegah penyebaran
penyakit ini dan patuh dalam melaksanakan protokol kesehatan yang di kenal
dengan CHSE namun kita lebih menenalnya sebagai 3 M ( mencuci tangan dengan
sabun, memakai masker dengan benar, menjaga jarak) ini semua harus dilakukan
dengan disiplin untuk kesehatan kita dan keluarga yang kita cintai.
Dari tanggal 10-13 Desember 2020,
kami dari portfoliomagz.id bersama rekan-rekan media lainnya didukung Garuda Indonesia dan
Kemenparekraf mengunjungi Banyuwangi, kota yang berada di ujung paling timur
pulau Jawad an berdekatan dengan provinsi Bali, untuk melihat pelaksanaan CHSE
di sana. Selama di Banyuwangi kami menjungi Djawatan, Pantai Boom, Gunung Ijen,
Taman Nasional Baluran, Watudodol, Pantai Tabuhan, Pulau Menjangan dan mencoba
kuliner khas Banyuwangi di warung makan Panorama, rumah makan Srengenge, Sun
Osing lalu menginap di kokoon hotel dan belanja oleh-oleh di Osingdeles. Untuk destinasi wisata nusantara lainnya portreader bisa membuka
Pukul 14.00 hari kamis, 10 Desember 2020, pesawat GA 270 yang kami naiki
mendarat mulus di bandara Banyuwangi, begitu tiba kami pun berbaris mengantri
di depan petugas bandara yang mengecek aplikasi e-hac yang telah kami isi
sebelum berangkat. Setelah itu kami pun menuju 5 buah mobil yang akan menemani
perjalanan kami selama berada di banyuwangi. Bandara banyuwangi juga telah
menerapkan CHSE dengan ketat sama seperti bandara Sukarno Hatta, di sini kursi
di ruang tunggu juga berjarak , selain itu petugas yang ada di bandara mengenakan masker dan sarung tangan, juga
face shield,
<!--[if !supportLists]-->Ø
<!--[endif]-->Djawatan
Tempat yang pertama kami kunjungi
bernama Djawatan, ini merupakan kawasan hutan yang dikelola perhutani. Panorama
hutan ini mengingatkan kita pada film “lord of The Ring” yang terkenal beberapa
tahun yang lalu yang dibintangi bintang-bintang film ternama dari Orlando bloom
liv tyler dan lainnya, yang menceritakan perjalanan Bilbo bagins, bersama
Aragorn, Legolas dan kawan-kawan dalam membawa cincin terkutuk untuk di
hancurkan. Di sini kita akan terkesima dengan keberadaan
pohon-pohon trembesi berusia ratusan tahun dan tempat inilah yang menjadi obyek
favorit para wisatawan. Selain itu ada panorama deck yang di bangun di atas batang-batang pohon trembesi yang
kokoh. Tempat ini juga memiliki kafe di mana kursi dan mejanya di buat dari
kayu besar sehingga bernuansa alam, disini kita bisa menikmat kopi dan makanan kecil di bawah
rimbunnya pepohonan.
Kawasan ini cukup luas sekitar 3,8 Ha, bagi pengunjung yang lelah bila harus berjalan kaki menjelajahi seluruh tempat ini, dapat menggunakan jasa delman, dan untuk harga tergantung lama dan negosiasi, sebelum pengunjung masuk petugas Djawatan akan mengecek suhu tubuh dengan thermometer lalu kami juga harus mencuci tangan dengan sabun yang sudah disediakan di depan pintu masuk
<!--[if !supportLists]-->Ø
<!--[endif]-->Rumah
Makan Panorama
Dari tempat ini kami menuju Rumah Makan
Panorama untuk makan siang, begitu kami sampai kami pun bertemu dengan bapak
Jasin pemilik rumah makan ini, sesuai dengan protokol CHSE kami pun duduk di
kursi yang sudah ditetapkan dan berjarak satu sama lain, sebelum duduk kami pun
diminta untuk mencuci tangan di wastafel yang berada di dekat pintu masuk, menu
makanan yang disajikan haari itu adalah adalah nasi tempong, sup ikan, cumi
telur, ikan goreng, sup ayam, ayam goreng, dan
bagi kami masakan di tempat ini luar biasa nikmat
<!--[if !supportLists]-->Ø
<!--[endif]-->Pantai
Boom
Sebagai tujuan terakhir kami hari
ini adalah pantai Boom, pantai ini sangat terkenal dengan pertunjukkan tari
gandrung sewu yang di tarikan 1000 orang penari di atas pantai berpasir di
pantai Boom, event tahunan yang dimulai tahun 2012, telah menjadi event
pariwisata nasional yang selalu di tunggu-tunggu wisatawan baik dalam maupun
luar negeri. Sayang di tahun ini event tersebut tidak dilaksanakan karena
pandemi COVID 19, semoga di tahun 2021 besok wabah ini dapat ditanggulangi
sehingga kita bisa menyaksikan tari kolosal ini kembali.
Selain tari gandrung sewu yang
ditarikan oleh 1000 orang penari, pantai Boom juga menjadi tempat pilihan untuk
menyaksikan sunrise maupun sunset. Biasanya bila kita berkunjung ke satu pantai
kita hanya bisa melihat sunrise atau sunset saja, namun di pantai Boom kita
bisa melihat keduanya ini karena pantai ini memiliki 2 sisi, satu sisi
menghadap selat bali dan satu sisi lagi ke kota Bnayuwangi, dulunya pantai ini
merupakan pelabuhan yang sibuk ini bisa terlihat dari bangunanan gudang dari
masa Belanda yang berukuran luas, saat itu kapal-kapal besar mengangkut
barang-barang dari pulau-pulau lain bersandar di tempat ini.
Kini aktivitas bongkar muat sudah
berkurang jauh namun pantai Boom tidak kehilangan pesonanya, bila dahulu pantai
ini ramai oleh pedagang dan pembeli kini pantai ini ramai oleh keluarga yang
berkeliling pantai dengan perahu sewaan atau pecinta aktivitas memancing,
adanya jembatan ikonik yang saat malam hari semakin cantik dengan lampu juga
menambah daya tarik tempat ini. Di malam hari pantai ini juga akan semakin
ramai dengan pedagang-pedagang makanan dan kedai kopi yang buka. Sebagai tempat
wisata yang banyak dikunjungi warga tempat cuci tangan dengan sabun antiseptik
dan info mengenai pencegahan COVID 19 juga mudah kita temukan di sini.
<!--[if !supportLists]-->Ø
<!--[endif]-->Hotel
Kokoon
Waktu sudah menunjukkan pukul 18.00 ketika
kami beranjak pergi dari pantai Boom menuju hotel Kokoon tempat kami tinggal
selama 4 hari ini, seperti biasa sebelum memasuki hotel akan ada pengecekan
suhu tubuh kepada tamu yang datang, wastafel lengkap dengan sabun antiseptic
juga disediakan pihak hotel. Hotel bintang 4 yang berada di tengah kota ini
menawarkan pemandangan ke seluruh kota banyuwangi, gunung ijen dan gunung Raung
dan selat Bali yang bisa diakses dari
rooftop deck yang ada di bagian paling atas hotel. Untuk fasilitas hotel ini
sangat lengkap dengan adanya kolam renang, gym, sauna, restoran di lantai 3,
café di panorama deck, ruang pertemuan yang bisa menampung ratusan peserta,
dengan adanya restoran yang menyajikan masakan khas nusantara dan barat tamu
yang menginap di sini tidak perlu mencari makakanan ke luar,
Protokol CHSE juga dilakukan dengan
baik di tempat ini di mana sebelum tamu datang, ruangan kamar akan di bersihkan
dan di disinfektan, informasi berisi anjuran penerpan CHSE juga di letakkan di
tempat-tempat strategis seperti di dalam lift dan dekat meja resepsionis selain
itu seluruh karyawan hotel dari petugas resepsionis, petugas kebersihan, room
boy dan petugas yang melayani di restoran juga selalu mengenakan masker dan
sarung tangan. (Muhamad Irfan)
#DIIndonesiaAja #
WonderfulIndonesia #BecauseYouMatter# GarudaIndonesia
@pesonaid_travel @kemenparekraf.ri
@garudaindonesia