“Amankah bepergian dengan pesawat terbang di masa sekarang ini?”. Adalah hal yang sering ditanyakan masyarakat yang hendak menggunakan sarana transportasi udara di masa dunia sedang dilanda pandemic COVID 19.Transportasi udara adalah transportasi pilihan masyarakat, karena cepat dan aman, pertanyaannya kini adalah bila kita memiliki suatu urusan yang sangat penting dan mengharuskan kita menggunakan transportasi udara, hal-hal apa sajakah yang harus kita persiapkan.
GARUDA INDONESIA DAN BALI MENERAPKAN CHSE UNTUK KEAMANAN DAN KENYAMANAN WISATAWAN




“Amankah
bepergian dengan pesawat terbang di masa sekarang ini?”.
Adalah
hal yang sering ditanyakan masyarakat yang hendak menggunakan sarana
transportasi udara di masa dunia sedang dilanda pandemic COVID 19.Transportasi
udara adalah transportasi pilihan masyarakat, karena cepat dan aman,
pertanyaannya kini adalah bila kita memiliki suatu urusan yang sangat penting
dan mengharuskan kita menggunakan transportasi udara, hal-hal apa sajakah yang
harus kita persiapkan.
Kebetulan
dari tanggal 18-20 November 2020, Irfan bersama rekan-rekan media mengikuti
sebuah program bernama “Kembali Ke Bali”, program yang
diadakan Kemenparekraf (Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia), didukung Garuda Indonesia, dan Pemerintah Provinsi Bali ini ditujukan
untuk awak media dapat melihat langsung langkah-langkah yang telah dilakukan
pemerintah provinsi Bali dalam melakasnakan 3 M ( menggunakan masker, mencuci
tangan dan menjaga jarak) di tempat wisata, retoran, hotel dan umum.
Saat
tiba di Bandara Udara Internasional
Soekarno–Hatta kami melihat seluruh petugas bandara menggunakan masker
dengan benar, selain itu mereka juga berkeliling untuk memeriksa apakah ada
penumpang maupun karyawan dari toko di bandara yang tidak menggunakan masker
dengan benar, bila ada akan diingatkan. Sebelum bisa mengambil boarding pass,
seluruh penumpang harus mengantri dengan menjaga jarak dan tertib untuk
menunjukkan hasil rapid test yang mereka kepada petugas di bandara untuk dicek
apakah bebas dari gejala COVID 19 atau tidak, bila bebas COVID 19 maka mereka
dapat menuju counter maskapai tujuan namun bila tidak maka mereka tidak dapat
berangkat. Setealh kelengkapan dokumen diperiksa, saya bersama rekan-rekan
media lainnya menuju counter Garuda
Indonesia, disini kami dilayani petugas Garuda Indonesia berseragam biru yang mengenakan masker dan sarung
tangan, yang sangat membantu dalam
pengaturan bagasi, dan menjelaskan pengisian aplikasi E-hac yang dibuat untuk memantau pergerakan pengguna transportasi
udara, sehingga bila ternyata terdapat kasus covid 19 diantara penumpang, mudah
dilakukan pelacakan dan penanaganannya. Di setiap meja counter terdapat botol
antiseptik dimana sebelum dan sesudah pemeriksaan kami mencuci tangan.
Setelah
mendapat boarding pass dimana tertera penerbangan kami hari itu menggunakan GA 408
yang berangkat pukul 11.45 WIB, Bandara Udara Internasional Soekarno–Hatta sebagai
pintu gerbang Indonesia telah menyiapkan botol antiseptik untuk mencuci tangan
di banyak titik, toilet juga diatur berjarak satu dengan lainnya, termasuk
tempat duduk antar penumpang juga diberi jarak. Saat kami akan memasuki
pesawat, awak Garuda Indonesia juga
mengatur jarak penumpang menjadi 3 baris dan berjarak 1 meter satu sama lain
sesuai protokol pencegahan COVID 19. Setelah mengecek KTP dan menscan boarding
pass, kami pun berjalan melewati garbarata, untuk memasuki badan pesawat Boeing
B777-300ER. Bahkan setiap penumpang diberikan bungkusan berwarna biru berisi
sabun antiseptic kerjasama Garuda
Indonesia dengan Cussons.
Tepat
di pintu masuk pramugara dengan jas hitam dan pramugari dengan kebaya berwarna
oranye memakai masker dan sarung tangan, menangkupkan tangan didepan dada dan mengucapakan
“selamat datang “kepada seluruh penumpang yang terbang di hari itu. Sebelum
dapat menuju kursi masing-masing, pramugara dan pramugari Garuda Indonesia yang menyambut penumpang juga meminta seluruh
penumpang untuk mencuci tangan dengan sabun antiseptic yang sudah disiapkan.
Pesawat Boeing B777-300ER memiliki susunan kursi 3-3-3 dalam satu baris
sehingga bisa memuat 9 orang namun Garuda Indonesia mengaturnya menjadi 2-2-2
ini dulakukan sesuai protokol pencegahan COVID 19 yang mengahuruskan adanya
bangku yang dikosongkan antara penumpang. HEPA filter yang berfungsi untuk untuk
menyaring partikel kecil virus dan bakteri, bahkan yang terkecil antara 0.1
hingga 0.3 mikron dengan efisiensi hingga 99.995%. Udara di kabin selalu
mengalir keluar dan ke dalam saat terbang karena udara terus diperbaharui
setiap 2 hingga 3 menit dengan system tersebut sudah dinyalakan semenjak
penumpang memasuki pesawat. Dengan penggunanan filter, virus dan bakteri yang
berbahaya bagi kesehatan telah dibersihkan dari udara, perjalanan pun menjadi
aman dan nyaman.
Selama
dalam pesawat, pilot juga mengingatkan agar selalu menjalankan 3 M ( mencuci
tangan dengan sabun, memakai masker dengan benar dan menjaga jarak), dan bila
ada penumpang yang mengalami gangguan kesehatan seperti demam tinggi, gangguan
pernafasan agar segera melapor kepada pramugara maupun pramugari Garuda Indonesia di dalam pesawat agar
segera dibantu. Saat penyajian makanan pun, pramugari yang memberikan makanan
mengenakan sarung tangan, dan makanan yang disajikan dibungkus dengan aluminium
foil dan makanan yang disajikan masih hangat dan enak dinikmati.
Saat
tiba di bandara I Gusti Ngurah Rai di Denpasar,Bali, protokol kesehatan 3 M (mencuci
tangan dengan sabun, memakai masker dengan benar dan menjaga jarak) juga
dijalankan dengan benar, sama seperti saat di bandara Sukarno-Hatta, saat tiba
kami juga mengantri dengan tertib dan berjarak satu sama lain untuk discan
aplikasi e-HAC yang sudah kami isi
formnya sebelumnya di Bandar
Udara Internasional Soekarno–Hatta sebelum
berangkat bersama Garuda Indonesia ke
Bali. Setelah itu kami mengambil
bagasi dan bertemu team dari Bali yang menjadi
guide selama perjalanan kami di Bali.
Selama
3 hari 2 malam kami di Bali, kami mengunjungi obyek wisata utama Bali dari Pura
Puseh Desa Adat Batuan yang berumur ribuan tahun, Gua Gajah, persawahan Jatiluwih, The Blooms Garden, pura danau
beratan, pura taman ayun, Krishna Gallery, untuk tempat makan, restoran
Kalayana, Bebek Mang Engking dan Bebek Bengil yang dipilih, selama di Bali the The
Westin Resort & Spa Ubud, Bali menjadi pilihan kami menginap. Selama
perjalanan kami melihat dan menfoto seluruh desatinasi wisata, restoran, toko
souvenir dan hotel kami menginap telah menerapkan 3 M dengan tepat, selalu
tersedia keran dan botol sabun antiseptik sebelum masuk, pengecekan suhu tubuh
pengunjung, termasuk banner berisi anjuran penerapan 3 M.
Pemerintah
menganjurkan warga agar tetap di rumah dan melakukan pekerjaan dari rumah, agar
penyebaran COVID 19 bisa dicegah sambal menunggu adanya obat yang efektif mengobatinya,
namun bila kita terpkasa harus ke luar rumah untuk urusan bisnis maupun
mengunjungi keluarga yang sakit dan menggunakan pesawat udara, kita dapat
tenang karena pihak bandara di seluruh Indonesia telah menerapkan 3 M dengan
ketat berikut Garuda Indonesia sebagai
maskapai penerbangan kebanggaan bangsa, mulai dari boarding, masuk kedalam
pesawat, pengaturan kursi sesui social distancing, pemberian makanan dan
minuman kepada penumpang, penggunaan sarung tangan dan masker oleh seluruh crew
yang berugas didalam pesawat adalah bukti keseriusan Garuda Indonesia dalam memberikan pelayanan terbaiknya kepada
pealnggannya.
Nantinya
bila COVID 19 sudah ditemukan obatnya marilah kita mengunjungi obyek wisata
baik sejarah, budaya, alam, kuliner yang ada di negeri tercinta dahulu sebelum
mengunjungi negara lain. Daya Tarik wisata negara kita sangat beragam dan kaya
dan banyak wisatawan asing yang berkunjung ke negara kita berulang kali dan
menceritakan keindahan negara kita dalam tulisan dan video maupun foto. Marilah
kita menjadi pahlawan bagi bangsa dengan menggunakan barang dan berwisata dalam
negeri. Dan tunjukkan budaya bangsa kita yang baik kepada negara lain dengan
membuang sampah pada tempatnya, antri yang teratur dan tentunya 3 M ( mencuci
tangan dengan sabun, memakai masker dengan benar dan menjaga jarak). (Muhamad
Irfan)